Senin, 31 Oktober 2011

A. LANDASAN DASAR
a. VCD PLAYER
VCD PLAYER yaitu perangkat elektronika yang berfungsi untuk memutar Video CD. Tetapi pada umumnya VCD player yang ada saat ini sudah memiliki multi fungsi. Tidak hanya untuk memutar Video CD saja tetapi juga dapat untuk memutar MP3 ataupun CD Audio. Bahkan ada juga yang dilengkapi dengan game, radio, dan juga karaoke. Meskipun game yang ada termasuk dalam kategori game bawaan (game yang ada dalam program) dan tidak sehandal PS, tetapi kehadirannya sudah cukup menghibur.
b. DVD PLAYER
Sama seperti VCD PLAYER, DVD PLAYER adalah perangkat elektronika yang berfungsi untuk memutar CD. CD disini sudah lebih berkembang lagi. Yaitu dengan kapasitas memori yang besar. DVD PLAYER dapat memutar file-file yang lebih banyak dari pada VCD PLAYER. Pada intinya, DVD PLAYER adalah penyempurna dari VCD PLAYER.
Untuk saat ini sudah ada DVD PLAYER yang menggunakan sambungan USB. Dengan menggunakan sambungan USB ini, maka kita dapat memutar file yang ada di media penyimpanan seperti flas disk.
B. DASAR TEORI
Sebuah perangkat pemutar CD/VCD/DVD memang merupakan barang baru yang sudah ada di masyarakat. CD/VCD/DVD selain harganya murah, pemutar jenis ini memang cukup bagus untuk menampilkan film dan musik.
Potensi pasar pemutar DVD tentu saja masih sangat besar, sebab konsumen berpotensi untuk mengganti jutaan pemutar VCD yang masih mereka gunakan saat ini. Dalam satu atau dua tahun ke depan, pemutar VCD mungkin sudah dianggap ketinggalan jaman dan tidak laku dipasaran. Sejauh ini, produk yang sudah siap menggantikan teknologi lawas ini adalah pemutar DVD. Wajar saja kalau pelaku pasar elektronika nasional sangat antusias menggarap pasar DVD. Momentum petumbuhan pasar DVD dimulai ketika pemerintah memangkas pajak penjualan barang mewah (PPnBM) produk elektronik, termasuk pemutar DVD, pada awal 2003. Konsekwensinya, harga produk ini turun drastis dan menarik minat para vendor untuk terjun ke pasar DVD.
Selisih harga antara pemutar DVD dengan pemutar VCD juga makin tipis, padahal teknologi DVD jauh lebih baik. Harga pemutar VCD memang lebih murah. Anda bisa membeli pemutar VCD dengan fasilitas karaoke seharga Rp. 400.000. Tapi dengan menambah sekitar Rp. 300.000 sampai Rp. 400.000, anda kini sudah bisa memiliki pemutar DVD standar dari salah satu merek terkenal. Dari segi disknya, medium CD dan DVD tampak sama, namun teknologi yang digunakan sangat berbeda. Guratan data pada permukaan medium DVD lebih rapat dibandingkan dengan medium CD. Apabila CD dapat menampung data sebanyak 650 MB, DVD dapat menampung data sebanyak 4.3 GB (hampir 10 kali lipat dari VCD). Kemudian dilihat dari alatnya,
Perbedaan paling mendasar dan menjadi keunggulan DVD player karena bisa membaca DVD dan VCD, sedangkan VCD Player tidak. Selain itu setiap piringan DVD punya banyak kemampuan seperti memiliki data resolusi suara digital sekitar 24 bit/96 KHz, dibandingkan CD standar yang hanya 16 bit/44.1 KHz.
Gambar dan warna yang dihasilkannya pun lebih lembut dan hidup dengan adanya teknologi kompresi MPEG2.
Meski murah, fitur yang diusung cukup komplit
DVD menggunakan sistem error correctionyang jauh lebih baik dari CD oleh sebab itu jika DVD terluka gores, maka data dalam DVD belum tentu menjadi rusak. Meskipun jika dibandingkan CD, data yang terancam dalam sebuah DVD akan lebih banyak dalam untuk setiap goresan yang sama. Namun sistem koreksi yang dimiliki oleh DVD akan membuatnya lebih mampu bertahan dibanding CD terhadap gangguan goresan.

DVD player memiliki sistem kerja rangkaian yang ada dalam perangkat pemutar, dimana pada perangkat pemutar tersebut terdiri dari; Digital signal processing, Dobly pro_logic, MPEG, Digital analog Converter serta penguat lain yang menyertainya.
A. Digital signal processing
Disingkat dengan DSP. Suatu CPU yang mampu mengolah sinyal digital, dan mempunyai kemampuan untuk proses transmisi data dan manipulasi data yang mempunyai kecepatan tinggi, terutama dalam komunikasi dan aplikasi yang berintensifkan grafik serta audio. DSP merupakan salah satu dari CPU untuk keperluan khusus.
DSP merupakan bagian prosesor yang mengalami pertumbuhan yang paling tinggi akhir-akhir ini adalah prosesor kategori digital signal processor (DSP) ini. Chip ini sebenarnya bekerja pada data-data yang bersumber dari analog, seperti penggunaanya pada sinyal audio atau video.
DSP ini sangat berguna untuk melakukan proses perhitungan yang berhubungan dengan analog tersebut, misalnya untuk menghilangkan gangguan sinyal pada televisi yaitu dengan menampilkan layar kosong dan mematikan suara TV pada saat televisi tersebut tidak mendapat siaran.

Chip-chip DSP ini memiliki arsitektur khusus yang lazim dikenal dengan arsitektur Harvard, yang memisahkan antara jalur data dan jalur kode. Arsitektur ini memberikan keuntungan yaitu adanya kemampuan untuk mengolah perhitungan matematis dengan cepat, misal dalam satu siklus dapat melakukan suatu perkalian matrix. Untuk chip-chip DSP, instruksi yang digunakan berbeda pula. Lazimnya mereka memiliki suatu instruksi yang sangat membantu dalam perhitungan matrix, yaitu perkalian dan penjumlahan dilakukan dalam siklus (bandingkan dengan 80x86, proses penjumlahan saja dilakukan lebih dari 1 siklus mesin). Sebenarnya perhitungan yang dilakukan untuk chip jenis DSP ini tidaklah terlalu komplek, namun volume data yang diolahnya sangat besar dan bekerja terus menerus mengingat data yang diolah tersebut adalah berupa data streaming, atau selalu mengucur melewati chip tersebut, sehingga general purpose processor sering tidak mampu untuk melakukannya. Anggaplah prosesor ini dapat mengerjakan beragam pekerjaan, namun hanya untuk aplikasi tertentu. Karena strukturnya yang sangat sederhana, maka tentu saja chip ini dapat menterjemahkan pekerjaannya dengan kecepatan tinggi. Chip jenis DSP ini cukup banyak dikeluarkan oleh Texas Instruments, sehingga mereka mampu mengoperasikan sinyal hingga jangkauan GHz. Semenjak prosesor memiliki kemampuan untuk melakukan beberapa perhitungan sekaligus dalam satu clock secara bersamaan (prosesor dengan rancangan SIMD), kecepatan efektifnya adalah dalam hitungan miliaran operasi dalam satu detik.
Di dalam komputer, chip DSP ini digunakan dalam berbagai alat bantu, misalnya untuk pengaturan hard drive, dimana data yang diambil melalui head pembaca data adalah dalam bentuk analog sedangkan data yang diserahkan ke komputer dari hasil bacaan tersebut berupa data digital. Selain itu, mikro kontroler chips yang dapat berisikan A/D & D/A convertors ini, juga digunakan pada sub-system, seperti embeded SRAM, dan embeded NVRAM seperti flash memory.
Aplikasi lainnya yang mengalami pertumbuhan cukup tinggi adalah penggunaan DSP untuk keperluan perangkat pengolah suara seperti telepon selular, CD, dan DVD music player. Sedangkan penggunanya yang terbesar diantaranya adalah untuk keperluan televisi.
B. Dobly pro_logic
Dobly pro-logic adalah salah satu dari jenis sound. Dolby Prologic lahir di jaman Laser Disc. Sirkuit Dolby Pro Logic memisahkan 2 channel stereo menjadi 3 tata suara berbeda yaitu Center (vocal), front, dan surround. Adapun aplikasinya dengan menggunakan 6 buah speaker yaitu front left, front right, center, surround left, surround right, dan subwoofer (frekuensi rendah dari front).
C. MPEG
MPEG adalah singkatan dari Moving Picture Expert Group yang digunakan sebagai standar pengkodean citra bergerak. MPEG dikembangkan oleh sebuah group yang bernama Motion Picture Expert Group.
MPEG-1 merupakan salah satu dari format standar MPEG yang digunakan dalam pengompresan suara dan gambar dalam video CD. MPEG-1 juga mendukung format audio yang biasa kita ketahui dengan ekstensi mp1, mp2 dan mp3. MPEG-1 didesain dengan tujuan untuk kompresi dan penyimpanan program-program video (1,5 Mbps).

D. Digital Analog Converter.

Digital Analog Converter adalah proses mengubah amplitudo gelombang bunyi ke dalam waktu interval tertentu (disebut juga sampling), sehingga menghasilkan representasi analog dari suara.
E. OPTIK
DVD player maupun VCD player tidak akan bekerja bila tidak ada optic. Optic pada DVD player biasanya memiliki sinar laser berwarna merah yang berguna untuk membaca disk. Namun, kini telah muncul DVD dengan teknologi baru yang dinamakan blu ray dengan menggunakan laser berwarna biru pada cakram optiknya yang pastinya dapat mengalahkan DVD player dalam masalah visual maupun audionya.
REPARASI DVD DAN VCD PLAYER
YANG MENGALAMI KERUSAKAN
PADA BAGIAN OPTIK
A. MENGANALISA OPTIK
Optik adalah piranti di dalam VCD maupun DVD player yang berfungsi untuk membaca kepingan cakram CD. Jika optic mengalami gangguan atau kerusakan maka hal ini sangat berpengaruh besar karena dapat disimpulkan bahwa optic merupakan inputan / awalan dari sebuah pembacaan data dari CD. Optic sangat berperan penting di dalam cara kerja sebuah VCD maupun DVD player. Optic yang terdiri dari laser dan lensa yang menjadi perangkat utama dalam memfokuskan pembacaan data dari piringan menggunakan penembakan sistem laser, biasanya laser ini sangat kompatibel dengan jenis piringan CD. Kalau CD bekerja pada laser dengan panjang gelombang 780 nanometer, sedangkan untuk DVD pada 635 atau 650 nanometer.

Dari segi cara kerja, cara kerja DVD Player tak ada bedanya dengan cara kerja CD Player, karena keduanya memiliki komponen optik yang mampu menyorotkan sinar laser berwarna merah ke arah permukaan piringan, atau tepatnya ke permukaan layer dari suatu piringan CD maupun DVD.

Didalam Prinsip kerja DVD Player, yang paling fundamental terletak pada pemfokusan dari laser ketika melakukan pembacaan pit-pit dijalur trak, karena titik kerjanya harus dapat terfokus pada setiap permukaan bidang pantul. Ini sangat menentukan terutama waktu menjalankan jenis piringan DVD yang memiliki double-layer , karena dalam satu muka terdapat dua lapis reflektor yang masing-masing memiliki jarak yang berbeda, sehingga titik fokusnya juga tidak sama. Untuk lapis pertama dibuat sebagai bidang reflektif semi-transparan, dimana laser juga harus mampu menembusnya ketika membaca data pada layer inti yang berada di lapis kedua.
Setiap sorotan laser akan langsung mengenai lapisan pemantul bahan polycarbonate dari piringan DVD, kemudian dipantulkan kembali ke komponen opto-electronic yang bertugas mendeteksi setiap perubahan cahaya yang dipantulkan. Jadi dari opto-electronic tersebut kemudian diterjemahkan menjadi kode-kode binary yang biasa disebut bit. Pekerjaan paling berat dalam sistem pembacaan dari piringan DVD adalah pada saat menjaga posisi sorotan laser yang harus tetap fokus ditengah-tengah jalur trak data.Tugas ini dibebankan pada tracking system yang selalu bergerak kontinu dari tengah ke pinggir piringan, sehingga akan terjadi pergeseran laser dari arah dalam bergerak keluar secara linier.
Kecepatan dari pembacaan datanya juga berlangsung konstan, ini dapat kita buktikan melalui gerakan motor spindle yang berputar semakin lambat ketika mata laser mulai menuju ke pinggir piringan DVD.
B. KERUSAKAN DAN GANGUAN PADA OPTIK DAN CARA PERBAIKANNYA
1. Optik Tidak Bisa Membaca Disk

Optik tidak bisa membaca disk bisa karena tiga hal :
1. lensa kotor
2. lensa yang terbakar.
3. kumparan spull yang lemah.

Cara –cara mengatasinya :

1. Jika optic kotor, kita dapat menggunakan disk cleaner. Jika ingin hasil maksimal, buka terus bersihkan menggunakan cotton butt. atas dan bawah lensa optiknya. Kemudian bersihkan juga diafragma penerima sinyal optik (letaknya agak masuk ke samping dalam). Hati-hati, jangan sampai menggores optik!

2. Jika lensa optiknya terbakar, maka kita terpaksa harus menggantinya.

3. Jika kumparan sepulnya yang sudah lemah, disetel lagi ke ukuran standarnya.

4. Kemungkinan focus optic lemah, harus bantu setel focus dengan setelan yang ada di samping optik sedikit sedikit saja.

5. Kabel flexibel patah sebagian. Ini membuat disc-nya tidak bisa baca ke track tengah sampai terakhir, karena optik menarik ke belakang flexibelnya terputus.

2. DVD/VCD PLAYER NO DISK

1. Di karenakan debu, kalau ini terjadi kita harus membongkar tutupnya dan kita harus memakai cotton butt (korek kuping). Tidak diperkenankan memakai cairan kimia dan detergent. dengan cara sisi cotton buds ada 2 sisi, sisi yang satu kita basahi dengan memakai air/alkohol kalau tidak ada keduanya kita memakai (ma`af ini seperti pengalaman saya) pakai air ludah, ujung cotton buds kita oleskan di optic tersebut kurang lebih 30 detik,kemudian cotton buds kita balik sisi yang tidak dipakai air itu yang berfungsi untuk mengelap yangg tadi dibersihkan kurang lebih sama 30 detik.
2. Dikarenakan motor optic macet karena kotoran atau debu halus, maka kita harus melakukan dengan cara mengebrak player itu kurang lebih 2-3 kali. Cara menggebraknya adalah sebagai berikut:
Keluarkan piringan dari dalam player, lepaskan kabel power dari sumber listrk. Kemudian angkat player dengan tangan kiri dengan sisi terbalik, ayunkan (menggebrak) tangan kanan ke sisi player sebanyak 2-3 kali dengan posisi telapak tangan melebar ke 5 jarinya. Dalam menggebrak jangan terlalu pelan dan jangan terlalu keras (tidak di perkenankan memakai alat-alat /benda keras).
3. Dikarenakan setelan optic kurang pas. Kalau ini terjadi kita harus menyiapkan obeng plus (+) degan ukuran kecil, dibelakang optic ada putaran baut coba kita putar kekanan sekitar 2 mm, posisi player harus keadaanOFF/MATI. Apabila langkah A-E tidak membawakan hasil, segeralah bawa DVD/VCD player anda ke service centre atau tempat service terdekat yang ahli dalam bidangnya.
3. GAMBAR YANG DIHASILKAN DARI VCD MAUPUN DVD PLAYER MACET-MACET.
1. Ada kemungkinan optik kotor. Jika hal ini terjadi bersihkan lensanya dengan cotton butt yang sudah diolesi dengan alkohol.
2. Periksa juga CD anda, apakah sudah banyak goresan atau tidak. Jika masih bagus coba bersihkan dengan pembersih CD.
3. Jika ke 2 hal diatas sudah anda lakukan tetapi masih ada masalah, berarti optik anda sudah lemah. Dan sudah waktunya untuk menggantinya dengan yang baru.
Catatan :
1. untuk mendeteksi apakah optik bekerja normal yaitu :
Apabila power di on kan seharusnya pada lensa optiknya ada sinar warna merah. Jika tidak ada, maka kemungkinan optik sudah rusak.

2. Apabila power di on kan (untuk optik VCD) maka lensanya akan bergerak naik turun. Jika diam saja, maka optik rusak.
3. Setelah power di on kan, maka optik dengan bantuan mekanik akan bergerak menuju tempat kita meletakkan CD. Jika tidak bergerak mendekati tempat meletakkan CD maka ada kerusakan di bagian mekanik (mungkin dinamonya sudah rusak).
C. PERAWATAN DVD MAUPUN VCD PLAYER
Jangan biasakan terutama optic DVD/VCD terlalu sering di paksakan untuk memutar disk yang rusak, kotor, patah, banyak goresan, noda tinta, air, sidik jari. Karena akan memperpendek umur optik itu sendiri. Mengapa? Karena optic berfungsi hampir sama dengan mata kita, yaitu untuk membaca. Seandainya mata kita terus menerus dipaksakan membaca di tempat yang gelap (tempat yang gelap itu kita anggap saja disk yang kotor,rusak dan lain sebagainya) maka hasilnya akan lain dengan optic yang dipakai untuk memutar disk yang bersih akan berumur lebih panjang (apabila tidak ada kesalahan dari pabrik pembuatnya) biar itu DVD/VCD murahan kalau kita memakai disk dengan keadaan bersih, dengan sedikit gores, tidak ada noda akan awet.
Sebelum memutar disk ke player biasakan untuk membersihkan dengan tisu kering yang halus agar debu dan sidik jari kita yang kotor tidak menempel di piringan tersebut. Untuk hasil yang maksimal kita gunakan disk yang original karena bahannya lebih berkualitas daripada disk bajakan. Agar optik membaca disk lebih cepat, usahakan 3 bulan sekali (umur player sudah lebih dari 1 tahun) untuk membuka player (apabila sudah tidak bergaransi) untuk membersihkan dengan cara sederhana. Pertama cukup meniup-niup dengan mulut kita tanpa alat bantu lainnya. Kedua dengan cotton butt (korek kuping), caranya sama membersihkan telinga kita bedanya kalau membersihkan optic sisi korek kuping satunya di basahi dengan sedikit air, sisi satunya dibiarkan kering yang berfungsi untuk mengeringkan optic setelah dibersihkan dengan cutton butt basah tadi.

Minggu, 30 Oktober 2011


Rangkaian AM/ FM Radio Receiver




Secara umum penerima AM berfungsi untuk menerima sinyal termodulasi AM dan melakukan proses demodulasi terhadap sinyal tersebut. Sinyal tersebut pertama kali diterima oleh antena, dan kemudian dilakukan pemilihan sinyal yang diinginkan dari semua sinyal yang dapat diterima oleh antena. Sinyal yang dipisahkan tersebut kemudian diperkuat sampai pada suatu tingkat yang dapat digunakan. Proses selanjutnya adalah demodulasi sinyal radio yaitu proses pemisahan sinyal informasi dari sinyal carrier / sinyal pembawa yang dilakukan di demodulator AM atau detektor AM.
Penerima - penerima AM model lama yang dipakai untuk penerimaan sinyal yang dimodulasi amplitudo biasanya menggunakan prinsip frekuensi radio yang ditala atau tuned radio frequency (TRF). Pada penerima ini, sinyal termodulasi yang diterima akan melalui proses penguatan pada sebuah rantai penguat yang masing-masing ditala pada frekuensi yang sama dan kemudian diikuti rangkaian detektor. Penerima semacam ini mempunyai selektivitas sinyal berbatasan yang buruk, terutama bila diharuskan untuk menala pada cakupan - cakupan frekuensi yang lebar.
Sedangkan untuk penerima FM sendiri, Alokasi frekuensi yang diberikan untuk siaran FM berada diantara 88 - 108 MHz, dimana pada wilayah frekuensi ini secara relatif bebas dari gangguan baik atmosfir maupun interferensi yang tidak diharapkan
Saluran siar FM standar menduduki lebih dari sepuluh kali lebar bandwidth (lebar pita) saluran siar AM. Hal ini disebabkan oleh struktur sideband nonlinear yang lebih kompleks dengan adanya efek-efek (deviasi) sehingga memerlukan bandwidth yang lebih lebar dibanding distribusi linear yang sederhana dari sideband-sideband dalam sistem AM. Band siar FM terletak pada bagian VHF (Very High Frequency) dari spektrum frekuensi di mana tersedia bandwidth yang lebih lebar daripada gelombang dengan panjang medium (MW) pada band siar AM.
Fungsi masing-masing Blok
1.      Antena : sebagai penangkap getaran/sinyal yang membawa dan berisikan informasi  yang dipancarkan oleh pemancar.

2.      Penguat RF : berfungsi untuk menguatkan daya RF ( Radio Frequency/ Frekuensi tinggi) yang berisi informasi sebagai hasil modulasi pemancar asal. Setelah diperkuat, geteran RF dicatukan ke mixer.

3.       Mixer (pencampur) : berfungsi mencampurkan getaran/sinyal RF dengan Frekuensi Osilator Lokal, sehingga diperoleh frekuensi intermediet (IF/Intermediate Frequency).

4.      Penguat IF : digunakan untuk menguatkan Frekuensi Intermediet (IF) sebelum diteruskan ke blok detektor. IF merupakan hasil dari pencampuran getaran/sinyal antara RF dengan Osilator Lokal.

5.       Detektor : digunakan untuk mengubah frekuensi IF menjadi frekuensi informasi. Degan cara ini, unit detektor  memisahkan antara getaran/sinyal pembawa RF dengan getaran informasi ( Audio Frequency/AF).

6.       Penguat AF : digunakan untuk menyearahkan getaran/ sinyal AF serta meningkatkan level sinyal audio dan kemudian diteruskan penguat  AF ke suatu pengeras suara.

7.      Speaker (pengeras suara) digunakan untuk mengubah sinyal atau getaran listrik berfrekuensi AF menjadi getaran suara yang dapat didengar oleh telinga manusia.

Fungsi masing-masing blok diagram FM receiver :

1.      Antena : berfungsi menangkap sinyal-sinyal bermodulasi yang berasal dari antena pemancar.

2.        Penguat RF : berfungsi unutk menguatkan sinyal yang ditangkap oleh antena sebelum diteruskan ke blok Mixer (pencampur).


3.        OSC (Osilator Lokal) : berfungsi unutk mebangkitkan getaran frekuensi yang lebih tinggi dari frekuensi sinyal keluaran RF. Dimana hasilnya akan diteruskan ke blok Mixer.

4.      Mixer (pencampur) : Mixer digunakan mengubah masukan sinyal dari satu frekuensi ke frekuensi lainnya sebagai keluaran. Kadang-kadang disebut frequency-converter circuit. local oscillator (L.O.), merupakan voltage-controlled-oscillator (VCO) yang menghasilkan gelombang kontinyu. Keluaran mixer berupa dua buah sinyal meliputi frekuensi LO dan sinyal masukan RF, serta mempunyai dua keluaran yang diperoleh dari penjumlahan frekuensi tersebut (LO freq + RF freq) dan pengurangan (LO freq - RF freq).

5.        Penguat IF : Kekuatan sinyal mengalami pengurangan selama proses mixing maka sinyal perlu dikuatkan kembali oleh IF untuk mengembalikan sensitivitas dari penerima.

6.    Limiter (pembatas) : Limiter dapat diartikan sebagi diskriminator frekuensi diterapkan di dalam sistem pengaturan frekuensi otomatik.Limiter adalah suatu rangkaian yang melewatkan sinyal jika daya sesuai dengan spesifikasi daya masukan , berubah ketika attenuasi puncak sinyal yg kuat melebihi daya masukan karena frekuensi hasil dari proses IF ampifier adalah frekuensi tinggi menimbulkan amplitudo yang berubah-ubah untuk menjaga aga amplitudo tetap konstan dibutuhakn rangkain limiter pada penerima AM dan FM.

7.      Detektor FM : Sinyal dari proses limiter di filter dengan menggunakan deteksi slope untuk mendekatkan kemiringin dari sinyal sesuai denga sinyal asli sehingga diperolaeh sinyal audio yang kemudian dilewatkan ke dalam speaker sehingga kita dapat mendengar indormasi suara.

8.      De-emphasis : berfungsi untuk menekan frekuensi audio yang besarnya berlebihan (tinggi) yang dikirim oleh pemancar.

9.      AFC (Automatic Frequency Control / Pengendali Frekuensi Otomatis) : berfungsi unutk mengatur frekuensi osilator local secara otomatis agar tetap stabil.

10.      Dekoder Stereo : digunakan unutk memproses sinyal Stereo, sehingga hasilnya diteruskan pada 2 buah penguat AF (FM Stereo).

11.        Penguat Audio : digunakan untuk menyearahkan getaran/ sinyal AF serta meningkatkan level sinyal audio dan kemudian diteruskan penguat  AF ke suatu pengeras suara.

12.       Speaker (pengeras suara) : digunakan untuk mengubah sinyal atau getaran listrik berfrekuensi AF menjadi getaran suara yang dapat didengar oleh telinga manusia.

Radio Penerima

Radio Penerima

Redhitya Widiarso / 0931130057 / 19 / 2B

Secara umum penerima AM berfungsi untuk menerima sinyal termodulasi AM dan melakukan proses demodulasi terhadap sinyal tersebut. Sinyal tersebut pertama kali diterima oleh antena, dan kemudian dilakukan pemilihan sinyal yang diinginkan dari semua sinyal yang dapat diterima oleh antena. Sinyal yang dipisahkan tersebut kemudian diperkuat sampai pada suatu tingkat yang dapat digunakan. Proses selanjutnya adalah demodulasi sinyal radio yaitu proses pemisahan sinyal informasi dari sinyal carrier / sinyal pembawa yang dilakukan di demodulator AM atau detektor AM.Penerima - penerima AM model lama yang dipakai untuk penerimaan sinyal yang dimodulasi amplitudo biasanya menggunakan prinsip frekuensi radio yang ditala atau tuned radio frequency (TRF). Pada penerima ini, sinyal termodulasi yang diterima akan melalui proses penguatan pada sebuah rantai penguat yang masing-masing ditala pada frekuensi yang sama dan kemudian diikuti rangkaian detektor. Penerima semacam ini mempunyai selektivitas sinyal berbatasan yang buruk, terutama bila diharuskan untuk menala pada cakupan - cakupan frekuensi yang lebar.Penerima superheterodyne dikem- bangkan untuk memperbaiki selektivitas saluran berbatasan (adjacent channel selectivity) ini dengan menempatkan bagian terbesar dari selektivitas frekuensi pada tingkat-tingkat frekuensi antara (intermediate frekuensi / IF) setelah konversi frekuensi yang pertama. Adalah jauh lebih mudah untuk mendapatkan selektivitas ini pada intermediate frekuensi, karena rangkaian-rangkaian tinggal tetap-ditala pada IF, dan tidak berubah-ubah meskipun dipilih stasiun-stasiun yang berbeda.
Prinsip superheterodyne terjadi apabila jika dua buah sinyal sinusoida dengan frekuensi berbeda dicampur, sehingga keduanya mengalikan atau saling menambah dan sinyal keluaran akan mengandung komponen-komponen sinyal pada frekuensi - frekuensi yang merupakan jumlah, selisih, dan masing-masing dari kedua frekuensi asal tersebut. Juga akan terdapat campuran-campuran harmonisa dari sinyal-sinyal ini, tetapi jika kedua frekuensi dasar dipilih dengan hati-hati, ini tidak akan saling mengganggu (interference).Istilah superheterodyne adalah singkatan dari supersonic heterodyne, yang dapat diartikan sebagai pembangkitan frekuensi-frekuensi campuran  di atas batas pendengaran

Tingkat pertama dari sebuah penguat RF ditala, yang kegunaan utamanya adalah untuk memperbaiki perbandingan S/N. Tingkat ini juga memberikan sedikit perbaikan dalam selektivitas RF  dan penurunan pancaran kembali dari osilator (oscillator re-radiation). Keluaran dari tingkat RF tala diumpankan ke masukan sinyal dari sebuah rangkaian osilator-penyampur dimana terjadi pembangkitan frekuensi-frekuensi campuran (heterodyning). Rangkaian osilator biasanya ditala dengan penalaan kapasitansi, dan ketiga kapasitor tala (tuning capacitor) disatukan (ganged) secara mekanis pada sebuah sumbu dan tombol pengaturan bersama. Osilator dan penyampur dapat merupakan rangkaian-rangkaian terpisah, atau dapat juga dikombinasikan seperti dalam rangkaian penyampur autodyne.

Keluaran penyampur (frekuensi selisih untuk konversi ke-bawah dalam penerima) diumpankan ke dua buah penguat tala IF, yang ditala-tetap dan mempunyai cukup selektivitas untuk menolak sinyal-sinyal dari saluran yang berbatasan. Keluaran dari penguat IF dimasukkan ke detektor, dimana sinyal audio dihasilkan kembali, atau didemodulasi (demodulated). Detektor juga menyediakan sinyal-sinyal untuk pengaturan perolehan otomatis (Automatic Gain Control =AGC). Sinyal AGC dikenakan pada satu atau beberapa dari penguat IF dan RF. Keluaran audio diteruskan melalui sebuah pengatur volume ke penguat audio, yang biasanya terdiri dari satu penguat tegangan tingkat-rendah yang diikuti oleh sebuah penguat daya, dan akhirnya dihubungkan ke sebuah pengeras suara.